Definisi
dari identitas adalah refleksi atau cerminan diri. Artinya, sebagai pelajar NU
harus mempunyai hal yang ditonjolkan dalam identitas itu. Namun, identitas
dalam istilah Pelajar memiliki artian sangat luas. Pelajar NU harus mampu
menjawab segala bidang problematika umat. Di saat masyarakat awam tengah
dilanda progresivitas zaman, disitulah identitas pelajar NU harus tampil
sebagai solusi permasalahan. Sebab, Pelajar atau remaja adalah bagian
terpenting dari pionir keemasan suatu bangsa.
Pada
Tahun 2045 nanti diprediksi sebagai tahun menculnya generasi emas di Indonesia.
Alasan munculnya wacana tersebut digaungkan tanpa sebab. Pasalnya, ada satu hal
penting sebagai tinjauan dan modal dapat terealisasikannya generasi emas di
tahun 2045, yaitu bonus demografi yang menyatakan bahwa 70% penduduk Indonesia
adalah usia produktif dan sisanya merupakan penduduk yang tidak produktif.
Bonus demografi tersebut membawa pelajar NU untuk ikut andil dalam hal ini.
Pionir keemasan bangsa menitikberatkan pada peran generasi mudanya. Pelajar NU
adalah penggerak para remaja dan pemuda sekaligus pembeda. Artinya, peran
Pelajar NU tidak hanya seputar kegiatan yang dilakukan remaja pada umumnya.
Tetapi juga berperan secara universal dan lebih tanggap pada lingkungan.
Pelajar
Nahdlatul Ulama dikatakan sebagai pionir generasi emas Bangsa yang ditargetkan
pada tahun 2045 harus memiliki strategi 3K. Hal ini di maksudkan sebagai bekal
Pelajar NU dalam menjalankan perannya di masyarakat. Strategi pertama, adalah
Keilmuan. Artinya, sebagai pelajar NU harus mampu menguasai keilmuan baik ilmu
Agama maupun ilmu Umum. Seorang pelajar yang berilmu tentu saja lebih mampu
menyakinkan masyarakat akan identitasnya. Namun, di samping pelajar NU harus
cerdas dalam intelektual dan spiritualnya, juga harus cerdas dalam sosial,
digital, dan emosional. Sebab, permasalahan umat era modern saat ini sangatlah kompleks.
Kedua, adalah Karakter.
Karakter merupakan strategi Pelajar NU selanjutnya.
Pembangunan karakter pada pelajar sangat mempengaruhi pandangan masyarakat.
Poin penting dari identitas Pelajar NU terletak pada pembentukan karakter dan
akhlaqnya. Karena seorang pelajar dikatakan sukses dalam ‘belajarnya’ apabila
mampu menerapkan ilmu yang telah dikajinya, yaitu mulia akhlaqnya dan luhur
budi pekertinya. Sebagai contoh, ketika pelajar NU yang telah lulus dari sekolah
ataupun pesantren, ia selamanya akan tetap berlabel sebagai santri. Oleh sebab
itu, ia harus mengaktualisasikan identitas ke-santri-annya di ranah masyarakat.
Strategi terakhir adalah Karya. Pelajar milenial
harus mampu berkarya. Prestasi pelajar NU tidak hanya berkecimpung dalam
penguasaan ilmu agama atau menjalankan tradisi-tradisi NU saja . Namun juga harus
mampu membuat karya yang bisa dinikmati dirinya maupun orang lain. Karya yang
dimaksud adalah sesuai kemampuan dalam bidang masing-masing. Pelajar NU juga
harus 'melek' Literasi. Literasi disini yang dimaksud adalah semangat dalam
membaca dan menulis. Seperti; kompetisi menulis, konten kreatif, ekonomi umat,
dan lain-lain.
Sebagai pelajar NU milenial yang
terdidik dengan pendidikan yang multidimensi sejak awal, maka sudah sewajarnya
jika santri atau pelajar NU mendominasi berbagai macam peran dan posisi dalam
lingkup sosial. Apalagi degradasi moral yang semakin gencar kini menjadi
penyebab menurunnya kualitas generasi muda. Identitas Pelajar NU harus ikut
andil sebagai pembeda. Pembeda yang ditunjukkan melalui identitas pelajar
sekaligus santri dalam berkiprah di masyarakat. Dengan demikian, identitas pelajar
NU mampu meluruskan berbagai asumsi masyarakat yang memandang pelajar hanya
dari kacamata lahiriyah saja.
*Buah Karya dari Rekan Nur Koles.
0 Komentar