Inisiasi Tim Kaderisasi, Jagongan An-Nahdliyah Saling Tukar Informasi

Semarang - Pimpinan Komisariat (PK) IPNU & IPPNU Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang gelar Jagongan An Nahdliyah Perdana atau yang disingkat dengan JAGAD pada Selasa, 14 Maret 2023 yang bertempat di depan Gedung Parkir Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Acara ini dimulai pukul 15.30 WIB dengan pemantik Rekan Gus Maulana Rohmatullah Assilmy selaku Wakil Ketua Bidang Kaderisasi IPNU dan di moderatori oleh Rekanita Aininda Nur Baiti selaku Wakil Ketua Bidang Kaderisasi IPPNU. 

Acara JAGAD (Jagongan An Nahdliyah) ini merupakan program kerja dari Departemen Kaderisasi untuk mewadahi para pengurus dan anggota untuk bersua saling menyapa, bertukar pikiran, serta menambah relasi dan informasi terbaru yang diagendakan setiap 8 hari sekali dengan tema pembahasan yang berbeda setiap minggunya. 

Konsepnya sendiri yaitu setiap hal yang diketahui bisa disampaikan kepada yang lain supaya sama-sama mengetahuinya (saling bertukar informasi). Tidak hanya itu, forum JAGAD ini juga bisa menjadi tempat untuk departemen lain jika ingin berkolaborasi terkait tema apa yang ingin diangkat pada saat diskusi. Topik pembahasan yang diangkat pada JAGAD perdana kali ini adalah “Eksistensi Mahasiswa An Nahdliyah di Tengah Dosa Masyarakat”.

Tema ini diangkat untuk menguji seberapa banyak hal yang diketahui oleh Mahasiswa An Nahdliyah mengenai Nahdliyyin dan bagaimana pengetahuan masyarakat sekitar mengenai Nahdliyyin, karena Organisasi IPNU IPPNU bukan hanya organisasi biasa. IPNU IPPNU adalah organisasi yang menjaga akidah kita sebagai seorang Nahdliyyin muda. Apa yang kita dapatkan di organisasi yaitu bisa menjadikan kita lebih ta’dhim daripada orang yang tidak terwadahi, karena sepintar apapun orang di Nahdlatul Ulama’ (dalam ranah kampus) jika belum berdakwah di organisasi NU berarti belum bisa disebut ta’dhim. Jika alasannya adalah karena dia tidak tahu, maka kita sebagai orang yang ada dalam wadah itu berdosa. Tidak tahu adalah sebuah dosa atau kesalahan karena kita tidak mau mencari tahu, tetapi dosa tersebut bisa dilebur jika kita mau berpikir (dengan belajar). 

Rasulullah SAW bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Abdillah ibn Amr ibn Ash RA, “sampaikanlah ilmu walau satu ayat”. Jadi, kita wajib menyebarkan apa yang kita dapat, dan sharing sekecil apapun ilmu yang kita punya supaya berkah dan tidak berdosa ketika menanggung ilmu tersebut.

Beberapa hal yang disampaikan oleh Gus Maulana selaku pemantik pada kesempatan kali ini diantaranya, ilmu lahir dari orang-orang yang sadar, bukan dari orang-orang yang pintar karena ketidaktahuan itu adalah dosa. Kesalahan bisa dikendalikan melalui dunia ide, ibarat dia masih ada di dalam gua. Orang akan mengetahui dunia luas apabila orang itu mau keluar dari gua tersebut. Dan di dalam Nahdlatul Ulama (NU), kita sebagai IPNU IPPNU diberi tanggung jawab untuk mengajari dan mengajak teman-teman untuk belajar menuju hal-hal baik dan bermanfaat, karena suatu saat kita akan ditagih kembali apa yang kita dapatkan selama belajar. Dapat diperumpamakan dengan IPK kita yang tingginya hanya sampai 4 yang tentu belum sempurna, karena yang 6 kita harus mencarinya di organisasi supaya menjadi 10. Berbagi informasi kepada orang yang sudah tahu itu dinamankan tawadhu’, berbagi informasi kepada orang yang belum tau itu pahala. Jika kita menyampaikan suatu ilmu, maka itu dapat menjadi amal jariyah bagi kita.

Di pertengahan diskusi, Rekan Sidiq menyampaikan pertanyaan : “Bagaimana kita mengajak orang yang sudah paham NU untuk bergabung di Banom NU?”. 

“Cara mengajak yaitu dengan menghidupkan eksistensi kita (di dalam ranah kampus) karena kita masih tertutup oleh organisasi besar. Hidupkan organisasi kita, karena biasanya mereka akan ikut dalam organisasi yang sifatnya mayoritas. Contoh kecil yaitu misalkan kita tahlilan di kampus, itu adalah sesuatu hal yang baru di dalam kampus”, jawab Gus Maulana. 

Dalam pertanyaan ini, Rekan Althaf selaku ketua IPNU juga menambahkan jawaban, “ini menyangkut juga terkait sistem pengkaderan kita yang dari dulu masih dari mulut ke mulut. Jika kita memunculkan eksistensi kita lebih lanjut dengan membuat pamflet atau berita yang menarik dan simple dipahami tentang dasar NU, maka bisa menarik perhatian dan rasa penasaran dari orang-orang yang belum bergabung di NU”. 

Pada JAGAD kali ini kita juga belajar bahwa alam tau bagaimana cara memperdayakan manusia, karena bagaimanapun manusia melawan alam, maka alam mempunyai cara tersendiri untuk mengendalikan dirinya, dan pada dasarnya manusia pastinya menganut hukum alam. 

“Mulailah langkah kecil dengan memberi informasi di organisasi kita, karena terkadang ilmu yang kita punya tidak terpakai untuk diri sendiri tapi sangat bermanfaat untuk orang lain”. Tutup Rekanita Aininda selaku moderator. 


Penulis : Khoirun Nisa

Editor : Solekha

Posting Komentar

0 Komentar