Dalam agama islam, terdapat empat bulan mulia dalam
kalender Hijriyah yang disebut dengan asyhurul hurum. Empat bulan tersebut yaitu bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram,
dan Rajab.
Namun bukan berarti bulan-bulan yang lainnya tidak
mulia, hanya saja pada empat bulan ini terdapat kemuliaan-kemulian yang tidak
dimiliki oleh bulan-bulan yang lainnya.
Salah-satu dari empat bulan yang mulia adalah bulan
Muharram, bulan yang sedang kita jalani saat ini. Bersyukurlah kita yang saat
ini, masih diberi kesempatan untuk berjumpa kembali dengan bulan Muharram pada
tahun ini.
Karena banyak dari saudara-saudara kita yang tahun ini
sudah tidak bisa berjumpa lagi dengan bulan Muharram, karena telah dipanggil
oleh Allah SWT. Oleh karena itu semestinya kita memanfaatkan kesempatan ini,
dengan melaksanakan amalan-amalan shalih guna meraih keutamaan pada bulan ini.
Karena kita tidak tahu apakah kita akan menjumpai
bulan Muharram ditahun berikutnya? Atau tidak? Jangan-jangan bulan Muharram
tahun ini adalah bulan Muharram terakhir kita.
Pada bulan Muharram salah-satu amalan yang dianjurkan
oleh Rasulullah adalah puasa sunah, Rasulullah SAW dalam salah-satu haditsnya
menjelaskan.
أَفْضَلُ
الصَّلاَةِبَعْدَالْمكْتُوْبَةِجَوْفُ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَرَمَضَانَ
شَهْرُاللَّهِ الْمُحَّرَمُ
"Shalat yang paling utama setelah shalat wajib
adalah shalat malam, dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah
puasa di bulan Muharram". (HR.Muslim) (Fiqih Islam Waadilatuhu jilid 3 ,
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili).
Dan utamanya yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram atau
yang disebut dengan hari Tasua dan Asyura. Karena terdapat keutamaan yang besar
bagi siapa saja yang mau melaksanakan puasa pada dua hari tersebut.
Impian
Nabi yang Belum Terwujud
Puasa hari Asyura terlebih dahulu diperintahkan oleh
Nabi Muhammad SAW sebelum puasa Tasua. Namun ternyata hari Asyura, juga menjadi
hari yang diagungkan oleh orang Yahudi. Oleh karena itu untuk membedakan dengan
orang Yahudi Nabi memerintahkan umatnya untuk melaksanakan puasa pada tanggal 9
Muharram.
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas ra, bahwasannya Rasulullah SAW. Bersabda: "Kalau saya
lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasua (tanggal
9 Muharram) ". (HR. Muslim).
Namun keinginan tersebut belum tercapai, sebab sebelum
melaksanakannya beliau terlebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT. Oleh karena
itu, kita sebagai umat Nabi Muhammad mau kah melaksanakan keinginan beliau,
sebagai bentuk cinta kita kepada sang baginda Nabi?
Sejarah dan Keutamaan Puasa Hari Asyura
Awal mula diperintahkannya puasa Asyura adalah ketika
Nabi Muhammad SAW berada di Madinah, dan melihat orang-orang Yahudi sedang
berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra, beliau
menceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW tiba di kota Madinah beliau melihat
orang-orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Lalu Nabi bertanya kepada mereka: "Hari apa
ini?" Mereka menjawab: "Ini adalah hari baik, karena pada hari ini
Allah telah menyelamatkan Nabi Musa dan umatnya, dan menenggelamkan Fir'aun
beserta pasukannya. Dan sebagai rasa syukur Nabi Musa berpuasa dan kami ikut
berpuasa." Maka Nabi Muhammad SAW bersabda: "Aku lebih berhak
terhadap Nabi Musa daripada kalian." Lalu Nabi Muhammad SAW berpuasa dan
memerintahkan berpuasa pada hari itu ". (HR.Bukhari dan Muslim).
Keutamaan Puasa Hari Asyura
Manusia adalah tempatnya salah dan dosa, meskipun
demikian terdapat amalan-amalan yang dapat membantu kita untuk menghapus
kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat.
Salah-satunya yaitu dengan melaksanakan puasa pada
tanggal 10 Muharram, sebab salah-satu keutamaan dari melaksanakan puasa hari
Asyura adalah dapat menebus dosa setahun yang lalu.
Dari Abu Qatadah Al-Anshari Radhiyallahu Anhu,
"Bahwasannya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ditanya mengenai
puasa pada hari Arafah, maka beliau bersabda, " Menghapus dosa tahun yang
telah lalu dan yang akan datang. "Kemudian beliau ditanya mengenai puasa
pada hari Asyura, beliau bersabda, " Menghapus dosa tahun lalu.
"Kemudian beliau ditanya mengenai puasa pada hari Senin, beliau bersabda,
" Pada hari itu aku dilahirkan, aku diutus, dan diturunkan wahyu padaku.
" (HR. Muslim). (Subulussalam jilid 2 Kitab Puasa, Muhammad bin Ismail
Al-Amir Ash-Shan'ani).
Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kesempatan ini
untuk menghapus dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Lafadz
Niat Puasa Hari Tasua Dan Asyura
Karena puasa hari Tasua dan Asyura termasuk puasa
sunah, maka dari itu dalam membaca niat puasa tidak diwajibkan pada waktu malam
hari sampai waktu shubuh.
Diperbolehkan
membaca niat di pagi hari untuk orang yang pada waktu malam lupa niat atau
untuk orang yang baru berkeinginan untuk puasa hari Tasua dan Asyura pada pagi
Hari.
Berikut ini niat puasa hari Tasua dan Asyura beserta
artinya.
نَوَيْتُ
صَوْمَ التَا سُوعَاء سُنَّةً لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat puasa hari Tasua, sunnah karena
Allah SWT.”
Sedangkan contoh lafal niat puasa sunah Asyura sebagai
berikut.
نَوَيْتُ
صَوْمَ عَا شُورَاء سُنَّةً لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat puasa hari Asyura, sunnah karena
Allah SWT.”
Jadi jangan sia-siakan kesempatan untuk meraih
keutamaan di bulan Muharram dengan melewatkan puasa Hari Tasua dan Asyura.
Selagi tidak ada udzur mari kita berpuasa, disertai dengan amalan-amalan shalih
yang lainnya.
0 Komentar